Dituding Salah Gunakan Anggaran Snack Bimtek KPPS, Ini Penjelasan Ketua PPK Kecamatan Kibin

PORDES SERANG – KPPS se-Kecamatan Kibin menuding Ketua PPK Kecamatan Kibin diduga menyalahgunakan anggaran Pelantikan dan Bimtek. Hal itu terkait anggaran snack untuk acara bimtek KPPS, mereka menilai dari harga snack itu diduga tidak sesuai dengan anggaran RAB.

Informasi yang dihimpun Portal Desa 8 KPPS dari 9 Desa yang melaksanakan bimtek, bahwa harga snak tidak sesuai dengan pagu anggaran RAB, sehingga timbul curiga dari para KPPS. Terpantau didalam bok snack terdiri dari air gelas, buras, onde-onde, dan pastel.

Ditemui di sekretariat PPK Kecamatan Kibin, Zarkoni menjelaskan, terkait tuduhan yang ditujukan kepada dirinya, hal itu merupakan permasalahan internal PPK yang harus diselesaikan dengan musyaswarah.

Lebih lanjut kata Zarkoni, RAB untuk Bimtek belum turun, tapi kegiatan harus jalan. Untuk transport sama spanduk akan ditransfer ke OPPS dan untuk snack, makan dan sewa gedung dari KPU.

Screenshot 20240129 200046

“Tadinya kita santai santai aja karena dana dikelola KPU, kemudian pasca pelantikan ada perintah dari Kasubag SDM telpon suruh menyediakan vendor tetapi pakai dana talangan. Saya nalangin DP 11 juta pinjam dari saudara untuk makan, untuk snack yang pegang Hj Sukenah, anggaran makan dan snack dihitung 40 ribu. Untuk makan kisaran harga 25 ribu dan snack 15 ribu,” jelas Zarkoni.

“Kita bingung, kegiatan harus jalan sementara uangnya belum ada, Prinsip saya jalan dulu kegiatan ini,” sambung Zarkoni Senin 29 Januari 2024.

Zarkoni juga berpesan ke PPS, kalau snack bermasalah, ketika uang turun akan dikembalikan.

Disinggung kapan dana BOP turun, Zarkoni mengatakan, dana akan turun setelah semua Kecamatan selesai dilakukan bimtek.

Sementara, anggota PPK Kecamatan Kibin, saat diminta tanggapannya terkait polemik tersebut menyatakan no comment.

Zarkoni juga menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan solidaritas dari anggota PPK untuk dirinya. Ia juga mengungkapkan kegalauannnya, terkait tuduhan kepada dirinya.

“Saya ini punya utang bang, sama Vendor , dan lain-lain, sementara isu yang berkembang katanya saya inilah, itulah, kalau saya ngambil hak orang lain yang diambil apa wong uangnya juga belum turun. Harapan saya, biarlah tahapan ini berjalan dulu, terkait miskomunikasi, ya kita obrolkan, kita musyawarahkan bersama. (Jaka)