Sanggar Salendang Brawiya Asal Jailolo Turut Meriahkan Festival Musik Tradisi Indonesia di Kota Tidore Kepulauan

PORDES TERNATE – Salah satu sanggar budaya dari Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Sanggar Salendang Brawiya, akan tampil dan meramaikan Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) yang akan di selenggarakan pada 1-2 Desember 2023, di Pelataran pantai Tugulufa, Kota Tidore Kepulauan (Tikep), Maluku Utara.

Pantauan Portal Desa, para rombongan tarian sanggar Salendang Brawiya asal Jailolo itu saat tiba di Kota Ternate mereka mengenakan dua Unit Mobil untuk menuju ke Pelabuhan Bastiong dan melanjutkan ke Kota Tidore kepulauan.

Mutia Faradilla selaku penanggung jawab dan juga sebagai ketua Sanggar Salendang Brawiya, menyampaikan bahwa Jumlah peserta yang mengikuti sebanyak 15 orang.

“Sanggar Selendang Brawiya adalah sanggar budaya dari Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, dan Kami akan membawakan tarian Sara Dabi-Dabi dan di iringi langsung oleh pemusik Banyo Sahu dari Desa Gamtala, Kecamatan Sahu, Kabupaten Halmahera Barat,” terangnya kepada Portal Desa saat bersama rombongan tiba di pelabuhan Kelurahan Dufa Dufa, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Maluku Utara, Jumat 1 Desember 2023.

IMG 20231201 WA0051

Mutia mengungkapkan, bahwa untuk tampil di Kota Tidore mereka melakukan latihan selama satu Minggu, dan melibatkan anak-anak sekolah yang berasal dari SMAN 1 dan SMKN 1 Halmahera Barat.

“Dalam event ini juga mengundang dari empat kesultanan yang ada di maloku Kie Raha, diantaranya Kesultanan Jailolo, Kesultanan Tidore, Kesultanan Bacan, dan Kesultanan Ternate,” kata Mutia.

Mutia menjelaskan, bahwa Sanggar Selendang Brawiya akan hadir di @Marasante 2.0 Sebagai perwakilan dari Kabupaten/Kota Halmahera Barat untuk turut memeriahkan Pegelaran Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) yang akan di selenggarakan pada 1-2 Desember 2023 di Pelataran pantai Tugulufa, Kota Tidore Kepulauan.

“Harapan saya semoga kedepannya lebih bisa membentuk karakter generasi yang lebih peduli dan solid melestarikan tradisi dan budaya dengan memanfaatkan ruang seni pertunjukan menjadi sarana ekonomi kreatif di Era milenial,” harapnya.

Dia menambahkan, bahwa Sanggar tersebut telah dilaunching pada beberapa waktu lalu saat penggelaran Festival Pantai Lapasi (FTL) dan kemudian saya sendiri yang menggagas dan memulainya.

Disinggung soal anggaran, Mutia mengatakan, bahwa anggaran tersebut bersumber dari penyelenggara event.

“Mereka yang akomodir semua,” tandasnya. (Ris)