Kesulitan Air Bersih, Warga Pakuhaji Keluhkan Kinerja PDAM

PORDES TANGERANG – Warga Kampung pinggir kali beting, Desa Kramat, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, sudah 4 bulan terakhir ini mengeluhkan kondisi air dari Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kerta Raharja (Perumdam TKR) Kabupaten Tangerang mati total atau tidak keluar air.

Salah satu warga setempat, Suryadi, mengaku sudah hampir 4 bulan kesulitan air bersih dari PDAM TKR Kabupaten Tangerang, meski sudah membayar tagihan kepada perusahaan air minum milik pemerintah daerah Kabupaten Tangerang tersebut.

“Waktu itu sudah bayar 3 bulan sebesar hampir Rp 412.000 tapi sampai sekarang belum keluar air lagi, pernah ada kurang lebih tiga hari lalu itupun malam dan keluar air nya sangat kecil dan sampai sekarang belum keluar lagi airnya,” ungkap Suryadi kepada Portal Desa, Jumat 13 Oktober 2023.

Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, Suryadi dan warga lainnya terpaksa harus membeli air bersih, namun ada juga warga lainnya yang tidak mampu membeli, dan mereka harus mengambil air sendiri pada sumur yang berada di Kantor Desa Kramat.

“Paling saya beli 1 gerobak Rp30 ribu, itu pun hanya untuk mandi dan mencuci pakaian saja, pernah ada pengontrolan kemaren cuma pas saya tanyain tidak ada tanggapan apa-apa. alasan kamarau,” katanya.

Menurut Suryadi, apapun kondisinya saat ini seharusnya Perumdam TKR Kabupaten Tangerang merespon keluhan mereka, bisa saja kata dia, dengan cara menyuplai air dengan menggunakan mobil tangki air.

“Ini mah sama sekali belum ada bantuan apapun dari pihak Perumdam TKR, meski sudah beberapa kali warga melaporkan,” tandasnya.

Sementara ketua RW 02 Desa Kramat, Aripudin membenarkan keluhan warganya tersebut, bahkan banyak warganya yang melaporkan kepada pihak Perumdam TKR Kabupaten Tangerang, namun jawabannya tidak bisa membuat puas warga.

“Masyarakat di kali beting ini kekurangannya cuma air, banyak warga yang sudah dateng ke kantor PDAM sampe sana jawabannya karena kekeringan, buat apa ada PAM kalau tidak bisa digunakan, giliran bayar mah mahal keluar mah tidak air nya,” tutup Aripudin singkat. (gabel)