Oleh: Erna Ummu Aqilah

Hidup di zaman sekarang memang serba dipermudah, butuh apa saja tidak harus bersusah payah keluar rumah mencarinya, cukup dengan gawai dan kwota kita sdh bisa melihat isi dunia.

Namun, dengan kemudahan akses yang didapat, tidak serta merta menjadikan hidup masyarakat semakin bahagia dan tenang, justru sebaliknya, mereka semakin susah mengendalikan keinginan dan kemauan.

Tidak bisa dipungkiri dengan kecanggihan teknologi membuat kita semakin mudah mengakses informasi, sehingga menjadikan lebih cerdas, berwawasan luas juga kreatif. Namun juga mendorong masyarakat hidup menjadi hedonisme, konsumtif dan cuek.

Sistem sekuler telah menjadikan manusia jauh dari agamanya. Sehingga dalam berfikir ataupun berperilaku jauh dari aturan yang Allah turunkan.

Mereka menjadikan standar kebahagiaan hanya sebatas materi belaka. Sehingga mengukur kesuksesan hanya dari banyaknya jumlah materi yang berhasil diperolehnya. Tak jarang mereka rela melakukan segala cara demi meraih materi sebanyak-banyaknya, meskipun dengan jalan yang dilarang oleh agama.

Dengan adanya media sosial, masyarakat jadi mudah memposting apa saja yang disukainya. Mulai keluarga, pekerjaan, bisnis, kesuksesan bahkan sampai masalah yang tidak pantas untuk dipublikasikan pun, tak jarang mereka pertontonkan.

Sehingga banyak muncul reaksi dari masyarakat mulai rasa kagum, bangga, ngefans bahkan benci dan menghujatnya. Bagi yang kuat mental mereka akan cuek saja terhadap pujian maupun kritikan, tapi bagi yang lemah bisa memicu frustasi hingga berakhir menyedihkan.

Pola pikir masyarakat saat ini cenderung sangat praktis dan tidak mau ribet, sehingga mereka mudah terbawa arus, susah mengendalikan keinginan dan gampang emosi.

Kalau sudah demikian, mereka mampu melakukan apa saja demi memuaskan ambisinya. Ada yang bekerja keras tak kenal waktu, ada juga yang mengambil jalan mudah dengan tindakan bodoh yang merugikan dirinya, lingkungan maupun negara.

Allah SWT telah mengingatkan kita dengan firman-Nya, dalam Surat Al-Baqarah ayat 168 yang berbunyi,
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada kita agar mencari harta dengan cara yang halal, dan melarang dalam memperoleh harta dengan jalan yang diharamkan.
.
Karena sejatinya kebahagiaan bukan sekedar diraihnya materi sebanyak-banyaknya, akan tetapi kebahagian adalah ketika Ridha Allah SWT dapat diraih sehingga, mendatangkan ketenangan dan ketenteraman tanpa adanya rasa khawatir di kemudian hari.

Semoga kita semua tersadar, bahwa dunia ini hanyalah tipu daya semata, kebahagiaan maupun kesusahan tidak lah selamanya. Sehingga kita bisa menjadikan syariat Islam diatas segalanya dan Ridha Allah adalah tujuan utama, agar tidak celaka baik di dunia maupun akhirat aamiin.