Dinilai Merusak Lapangan Bola, Forum Komunikasi RT/RW Perumahan Taman Kirana Tolak Wacana Komedi Putar

PORDES TANGERANG – Forum Komunikasi RT/RW Perumahan Taman Kirana Surya menolak adanya pasar rakyat atau komedi putar di lapangan sepakbola blok H Perumahan Taman Kirana Surya, Desa Pasangrahan, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang.

Diketahui Komedi Putar tersebut diduga direkomendasi dari pihak swasta PT. Tiryana Sukses Mandiri melalui kepala Desa (Kades) Pasanggrahan.

Menurut forum, pendirian komedi putar dalam jangka waktu satu bulan lamanya akan banyak menimbulkan hal negatif bagi lingkungan perumahan padat penduduk salah satunya akan merusak rumput lapangan yang selama ini dirawat masyarakat.

“Bukan kita menolak adanya pasar rakyat hanya saja fungsi dari lapangan bola ini akan beralih dari pungsinya, itu yang tidak bisa diterima oleh tokoh masyarakat, Ketua RT dan RW,” kata Bambang kepada portaldesa, pada Senin, 15 April 2024 malam.

Lebih jauh Bambang menjelaskan, lapangan bola tersebut hampir dua kali dalam seminggu digunakan untuk kegiatan Sekolah Sepak Bola (SSB) bahkan dalam waktu dekat kata dia akan diadakan kompetisi antar SSB yang diikuti oleh 32 bendera se Kecamatan Solear.

“Masyarakat menolak lantaran adanya alat berat sehingga merusak tanah lapangan, pergaulan bebas yang ada di lingkup pasar malam, sampah yang berserakan, dan akan merusak moralitas anak muda kedepannya,” katanya.

Hal senada juga disampaikan, Sutarlan tokoh masyarakat Taman Kirana Surya berdasarkan pengalaman dan perkembangan zaman saat ini pihaknya menilai kegitan pasar rakyat itu banyak hal negatifnya, sehingga, itu akan mengundang banyak orang dari luar Perumahan yang ingin membuat hal negatif.

“Kita akan konsisten kita akan menolak itu, kalau tetap di lakukan juga maka kepala desa artinya mencari gara-gara kepada rakyatnya,” tutup Sutarlan singkat.

Disamping itu, Ketua SSB Perumahan Taman Kirana Surya, Junet mengatakan, jika komedi putar itu tetap dilaksanakan di lapangan tersebut maka nantinya akan menimbulkan perawatan rumput yang amat lama dan mengeluarkan anggaran yang cukup besar.

“Warga masyarakat setempat secara suwadaya merawat lapangan bola yang tadinya sebagai pemandian kerbau menjadi layak digunakan dan itu membutuhkan jangka waktu 1-2 tahun lamanya,” terang Junet.

Dia menegaskan, jika memang kepala desa memaksakan pendirian Komedi putar di lapangan tersebut maka warga kirana akan mengadakan aksi menuntut menutup kegitan tersebut tampa pengecualian.

“Pokoknya nanti kita akan mengadakan demo jika dipaksakan,” pungkasnya (Rez).