Soal Petani di Sukadiri Tak Bisa Cocok Tanam, SEMMI: Pemerintah Harus Perhatikan Petani
Tangerang, PORDES – Sungguh memprihatinkan nasib sejumlah petani di Sukadiri, Kabupaten Tangerang, hampir delapan bulan (satu musim lebih) tak ada aktivitas cocok tanam padi. Ini terjadi disebabkan minimnya air yang masuk ke area pertanian. Hal itu disebabkan adanya kegiatan pembangunan kali skunder sipon di sepanjang kali skunder dari arah jati ke wilayah kali Desa Sukadiri.
Menyikapi persoalan tersebut, Ketua Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Kabupaten Tangerang, Agus, angkat bicara, pasalnya dalam satu musim tak adanya aktivitas cocok tanam padi tentunya membawa dampak buruk terhadap kesejahteraan para petani. Terlebih kelangsungan hidup petani hanya mengandalkan hasil panenya.
“Ini sangat miris, bayangkan hampir satu musim petani tak bisa cocok tanam. Lalu bagaimana mereka bisa menghidupi keluarganya?. Ini yang harus dipikirkan oleh pihak terkait,” kata Agus yang juga asli putra Sukadiri kepada Portal Desa, Jum’at (24/9/2021).
Pada substansinya, kata agus, ia mendukung adanya pembangunan di kali skunder sipon. Namun, Pemerintah tak lepas dari nasib petani di Sukadiri yang tak bisa cocok tanam.
“Saya harap pihak terkait (Pemerintah) dapat memberi perhatian lebih kepada sejumlah petani di Sukadiri, terlebih petani yang tak bisa cocok tanam,” ungkapnya.
Baca juga: Miris, Jelang Hari Tani Nasional 2021 Petani di Sukadiri Belum Bisa Bercocok Tanam
Lanjut Agus, hari ini tepatnya Hari Tani Nasional, Jum’at 24 September 2021. Semestinya ada kado dari Pemerintah untuk petani di Sukadiri khususnya. Agar mereka (petani) dapat tersenyum dan merasa di perhatikan oleh pihak terkait.
Disamping itu juga, lanjut Agus, di Hari Tani Nasional ini, Pemerintah harus perjuangkan para petani, terlebih soal harga pasar gabah lokal petani yang saat ini belum dapat terserap oleh Bulog dan minimnya permintaan pasar.
“Pemerintah harus segera dapat menstabilkan harga gabah dalam upaya pemulihan ekonomi serta mewujudkan petani sejahtera sebagai pejuang ketahanan pangan di masa pandemi,” tegasnya.
“Pemerintah juga agar dapat memberikan tambahan pupuk yang berkualitas secara gratis kepada petani. (Sejauh ini soal pupuk masih dianggap belum merata terhadap penerima yaitu petani yang ada-red),” tambah Agus. (ardi/pordes)