Rehabilitasi Drainase Irigasi Mangkrak, Petani Hutadipar Mengeluh Kebutuhan Air Tidak Terpenuhi

Simalungun, PORDES – Pemerintah Kabupaten Simalungun melalui Dinas Penataan Ruang dan Pengolahan Sumber Daya Air, melakukan rehabilitasi jaringan Irigasi yang terletak di Nagori Hutadipar Kecamatan Gunung Maligas.

Diketahui dari papan informasi yang terpasang dilokasi Proyek tersebut, dikerjakan oleh CV Dela Pratama, dengan nomor SPK 657/607/23.1/2022, tanggal SPK 27 Juni 2022, nilai SPK 188.953.000, waktu pelaksanaan 28 juni 2022 hingga 26 September 2022. Seharusnya, saat ini pekerjaan itu sedang berlangsung.

Namun, proyek itu kini mulai dikeluhkan para petani setempat, sebab pembangunan rehabilitasi irigasi yang tak kunjung tuntas karena ditinggalkan begitu saja oleh pemborong lapang (pekerja).

Mereka mengeluh karena saluran irigasi tersebut menjadi satu-satunya sumber pengairan lahan pertanian warga. Dengan adanya pembangunan rehabilitasi irigasi yang tak kunjung selesai ternyata berdampak oleh petani padi maupun petani ikan.

Baca juga: Sebanyak 83 KPM Nagori Tumorang Simalungun Terima BLT DD Tahap II

Hasil penelusuran Portal Desa di lapangan, rehabilitasi irigasi tersebut belum berfungsi sejak dibangun hingga Saat ini. Terlihat di lokasi masih belum tuntas pengerjaannya.

Seorang warga, yang enggan disebutkan namanya mengatakan, dengan ditutupnya saluran tersebut sebanyak 90 hektare lahan pertanian warga tak mendapat aliran air. Sehingga para petani kesulitan lantaran kekurangan air untuk menananam padi di sawah karena dampak proyek tersebut.

“Apalagi, seperti saat ini menghadapi musim kemarau. Terhentinya pasokan air sangat mengganggu pertumbuhan padi dan bisa membuat gagal panen,” ungkapnya, Senin (15/8/2022).

Hal serupa juga disampaikan petani ikan, ia mengeluhkan saluran irigasi yang ditutup itu.

“Sebab itu satu satunya sebagai sumber pengairan lahan pertanian sawah, dan untuk mengisi kolam ikan kami. Kalau seperti ini, lahan kami kesulitan air, kolam-kolam kami akan kekeringan,” katanya, sembari menunjuk ke kolam.

Baca juga: 6 Desa di Kabupaten Serang Dijadikan Pilot Project Desa Digital

Ditambahkan dia, bahwa tujuan pembangunan proyek ini dilaksanakan dalam rangka perbaikan, namun sangat disayangkan kenapa sudah 2 minggu proyek ini berhenti tidak ada kejelasan.

“Dengan kondisi kekeringan (kemarau) seperti ini, kita berharap pelaksana kegiatan mendengar juga keinginan petani yang saat ini sedang butuh air,” ucapnya.

“Kami sangat berharap kepada pemerintah ataupun pihak pihak yang terkait untuk segera dituntaskan, dan diselesaikan proyek ini, jangan dibiarkan mangkrak, sampai kapan irigasi ini tidak tuntas pembangunannya,” tambahnya.

“Dengan dibiarkan saja begini membuat saluran air tidak berfungsi untuk mengairi sawah warga, kami butuh kejelasan. Jika proyek ini sudah tidak dilanjutkankan, kami mohon agar aliran airnya dihidupkan kembali. Agar kebutuhan air petani terpenuhi,” tutur warga yang juga enggan disebutkan namanya. (Yudi Hartono)