Niat Kunjungi Kakak Sakit, Pemuda di Labuan Bajo Malah Dikeroyok Warga Sekampung

Labuan Bajo, PORDES – Yohanes T Belantara dan Tobias Hartono, warga asal Kampung Tontol, Desa Watu Umpu Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, mengalami nasib malang saat mengunjungi saudaranya Robianus Palit (26) yang sedang sakit, mereka berdua malah dikeroyok warga sekampung.

Yohanes begitu ia disapa menceritakan, awalnya ia mendapat informasi bahwa sang kakak sakit saat berada ditempat kerja. Ia dan dua rekannya yang merupakan adik sepupunya, langsung menyambangi ke kediaman sang kakak saat itu.

“Awalnya saya ditelpon sama kakak Robi, yang memberitahukan bahwa dia kena musibah, yakni jatuh dari sepeda motor. Mendapatkan informasi tersebut, saya bersama kedua adik sepupu saya langsung menuju kost sang kakak yang beralamat di Kampung Lancang, menggunakan 2 unit sepeda motor standar dealer,” jelas Yohanes saat ditemui Portal Desa, saat melaporkan kejadian tersebut ke Polres Manggarai Barat, Sabtu (1/4/2023) siang.

Yohane menjelaskan, memasuki lingkungan kost-kostan di wilayah itu, ia dan kedua adik sepupunya disambut baik oleh beberapa penghuni kost, dan situasi pun masih aman usai mengetahui kakaknya Robianus yang tertimpa musibah.

Lebih lanjut, begitu melihat kondisi sang kakak Robianus Palit, dirinya bersama adik sepupu Jefrianus Arfan Jelahu (20) dan Aventinus Gagut (20), langsung mengambil tindakan seperti mengobati luka sang Kakak dibagian tangan kiri dengan cara tradisional, mengoles menggunakan minyak.

“Ditengah mengobati sang Kakak Robianus, tiba-tiba Bapak kost datang, dengan nada kasar serta ancaman. Kenapa kalian rame-rame disini, pulang dari sini,” ungkapnya meniru perkataan pemilik kost.

Menjawab perkataan pemilik kost, Yohanes yang merupakan adik sepupu Robianus Palit langsung merespon, “Kita datang kesini untuk menjenguk kakak yang sedang sakit,” akunya.

Hal mengejutkan yang diungkapkan Yohanes, spontan perkataan pemilik kost tersebut melaporkan situasi tersebut ke pihak keamanan yakni Polisi. “Saya telepon polisi,” kembali ia meniru perkataan bapak kost tersebut.

Yohanes, sebagai tamu ditempat itu pun menjawab “silahkan bapak hubungi polisi.”. Dirinya bersama 3 (tiga) saudara lain pun siap bertangung jawab, sembari menjaga Kakak Robianus Palit yang tengah terbaring lemah di kamar kost nomor tiga.

Usai itu, bapak kost yang diketahui bernama Agustinus Sadu (72) meninggalkan kamar tersebut dengan marah.

“Sekitar 30 menit berlalu, hal yang dikagetkan bukannya pihak kepolisian Resor Manggarai Barat yang datang, malah segerombolan yang diduga preman, langsung membabi-buta menghajar kami menggunakan potongan kayu balok dan ditusuk menggunakan kunci motor,” beber Yohanes.

Diakui Yohanes, pengeroyokan yang dilakukan oleh sekitar 30 orang termasuk anak pemilik kost itu, kepada dirinya, dinilai karena sudah menjawab perkataan bapak kost sebelumnya.

Yohanes pun mendapatkan perlakuan tidak wajar dan dihajar babak belur hingga mengakibatkan luka bagian punggung, mata kiri mengalami memar, telinga kanan kena bonyok, leher belakang sakit akibat pukul kayu satu kali, rahang kiri dan kanan juga tak luput dihajar.

Pengeroyokan ini berawal di dalam kamar milik saudaranya Robianus Palit hingga di halaman kost-kostan tersebut.

Melihat saudara sepupunya diperlakukan tidak manusiawi, Tobias Hartono langsung membantu meleraikan kedua belah pihak, namun karena posisi yang tidak seimbang dengan jumlah para pelaku, malah dirinya dihajar babak belur juga hingga mengakibatkan memer pada bagian kepala dan telinga kiri dan kanan.

Usai pengeroyokan, sekelompok orang tersebut langsung meninggalkan lokasi kejadian itu. Sedangkan Yohanes dan Tobias merintih kesakitan. Sementara sang kakak Robianus Palit hanya bisa melihatnya dengan penuh perasaan sedih karena dalam kondisi sakit.

Tidak menerima perlakuan tersebut, Yohanes T. Belantara dan Tobias Hartono langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polres Manggarai Barat sekitar pukul 01.00 WITA dalam kondisi kesakitan.

Namun, laporan tersebut belum bisa diproses oleh petugas yang piket saat itu karena dinilai sudah terlalu larut malam dan keterbatasan anggota, hingga menyarankan untuk datang kembali keesokan harinya.

Resmi dilaporkan

Kejadian pengeroyokan tersebut resmi lapor di Polres Manggarai Barat pada Sabtu (1/4/2023) pagi sekitar pukul 09.00 WITA.

Adapun surat tanda terima laporan polisi dengan Nomor: LP/B/58/IV/2023/SPKT Polres Manggarai Barat.

Dengan nama pelapor Yohanes T. Belantara warga kampung Tadong, Desa Watu Umpu, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat telah malaporkan dugaan tindak pidana pengeroyokan UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 KUHP di Kampung Lancang Kelurahan Wae Kelambu, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat pada Jumat, 31 Maret pada pukul 22.00 WITA.

Saat dikonfirmasi media ini di rumah kediaman nya, Agustinus Sadu yang merupakan pemilik kos tempat Robianus Palit tinggal membenarkan hal tersebut.

Ia pun mengakui terkait pengoroyakan terhadap Yohanes T. Belantara dan Tobias Hartono oleh sekelompok orang, serta menjelaskan bahwa orang tersebut merupakan keluarganya yang ada di sekitar kompleks tempat kediamannya, yang dihubungi oleh anak kandungnya, Alfonsis Febri Hano Ade Putra (27) via HP.

Lebih lanjut ia mengatakan dirinya tidak menerima, lantaran mereka ngobrol dengan nada yang sedikit menggangu ketenangannya.

“Sekitar pukul 22.00 wit malam saya suruh mereka bubar karena mereka terlalu ribut, dan saya pun mengancam mereka untuk lapor ke polisi,” jelas Agustinus Sadu.

Lebih lanjut ia katakan, namun pihak korban malah menantang dirinya mengatakan “silahkan lapor pak nanti kami jelaskan kenyataan ini ke polisi itu” ia meniru ungkapan Yohanes selaku korban dalam insiden tersebut.

“Karena merasa ada perlawanan saya tidak terima, kemudian anak saya kontak semua keluarga yang ada di sekitar sini, kemudian keluarga saya datang tanya saya ada apa, mana orangnya lalu saya tunjuk itu orangnya, kemudian keluarga saya langsung sergap, sikat habis, mereka pukul dia itu,” Jelas Agustinus sadu dengan nada tinggi.

Selain itu anak kandung Agustinus Sadu, Alfonsis Febri Hano Ade Putra menerangkan dirinya menerima informasi dari orang tuanya lalu berusaha untuk membantu karena ia mengaku orang tuanya memiliki riwayat tekanan darah tinggi.

“Memang itu kelirunya saya bukan menghubungi polisi malah menghubungi keluarga,” pungkasnya. (Oktafianus)

Follow Berita Portal Desa di Google News