Ganggu Aktivitas Melaut, Nelayan di Desa Surya Bahari Keluhkan Pembangunan Pemecah Ombak
Ganggu Aktivitas Melaut, Nelayan di Desa Surya Bahari Keluhkan Pembangunan Pemecah Ombak
PORDES TANGERANG – Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Kelautan dan Perikanan tengah membangun breakwater PP Cituis (DAK) alias pemecah ombak di Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, guna melindungi abrasi. Namun, pembangunan itu dikeluhkan para nelayan diwilayah setempat.
Mereka (para nelayan) menilai, pembangunan infrastruktur penahan ombak itu sangat mengganggu perjalanan mereka melaut, karena batu-batu untuk pembangunan breakwater PP Cituis tersebut ditumpuk ditengah-tengah lintasan perahu nelayan.
“Batu-batu untuk pembangunan breakwater ini kurang lebih sudah 10 hari, kami takut nabrak karena posisi batu terlalu tinggi dan menghalangi jalan perahu, jadi perahu yang melintas kehalangan, sehingga kami merasa keganggu,” ujar Mulyono, salah satu Nelayan, dikutip Rabu 13 September 2023.
Mulyono mengungkapkan, kalau malam hari, batu-batu itu tidak kelihatan meski ada tanda lampu klop, belum lagi kalau banjir, imbasnya nanti perahu nelayan bisa menabrak, ia pun mengaku adanya tumpukan batu tersebut membuatnya harus berpindah tempat untuk mencari kepiting dan rajungan.
“Kalau siang mah kelihatan, kalau malem mah tau sendiri tidak kelihatan cuma ngelihat lampu aja, biasanya kalau nyari kepiting rajungan disitu, kalau ada batunya disitu kan ngga bisa aturan kita nyarinya disitu jadi kita pindah tempat,” terangnya.
Tidak hanya itu, lanjut Mulyono, para nelayan di Desa Surya Bahari itu pun juga mengeluhkan adanya pendangkalan pada kali dermaga cituis, tempat perahu mereka bersandar. Bahkan mereka mengaku setiap pergi melaut harus bergotong royong mendorong perahunya.
“Kalau airnya kering boro-boro kami mau keluar karena perahu sudah ngga bisa jalan, sekalipun biasa kami gotong royong ngedorongin perahunya ketengah secara bergantian,” imbuhnya.
Meski pernah di lakukan penyedotan lumpur pada kali dermaga tersebut sebanyak dua kali, tapi menurutnya itu tidak akan bertahan lama dan hanya membuang-muang anggaran saja.
“Dulu pernah tapi itu bukan dikeruk tapi di sedot dan itu tidak bisa bertahan lama, sekarang buktinya kembali dangkal, kalau kata saya mah mending dikeruk lumpurnya diangkutin baru bisa dalem, kalau disedot mah sayang biaya,” jelasnya.
Sementara, Sekdes Surya Bahari, Nahrawi mengaku soal tumpukan batu untuk pembangunan breakwater yang dikeluhkan nelayan itu belum ada konfirmasi kepada pihaknya, dan masalah pendangkalan kali dermaga itu sudah diajukan pengerukan oleh pihaknya kepada pemkab Tangerang.
“Masalah tumpukan batu mau menaruhnya dimana itu tidak ada konfirmasi dari pihak pelaksana jadi kami tidak tau, sekalipun itu ada konfirmasi melalui surat, itu hanya memberitahukan kedatangan tongkang dan dapat suratnya juga kami itu dari KCD,” terang Nahrawi saat ditemui di Kantornya, Rabu.
Nahrawi juga mengaku pihaknya sudah melakukan pengajuan pengerukan kali dermaga yang ada di wilayahnya itu kepada pemkab Tangerang, namun ia menyayangkan pengajuannya itu tak kunjung terealisasi
“Kalau kali dermaga dulu kita pernah mengajukan kepemda, cuma tindak ada tindak lanjutnya, sampai sekarang belum ada info lagi,” tutup Nahrawi. (Gabel)