Akibat Pungli Sampah Menumpuk di Pasar Sentiong, Begini Kata Camat Balaraja
Akibat Pungli Sampah Menumpuk di Pasar Sentiong, Begini Kata Camat Balaraja
PORDES TANGERANG – Camat Balaraja mengatakan pengambilan salar di pasar setiong itu ilegal bahkan ia menduga yang melakukan hal tersebut merupakan seorang pereman sehingga dampaknya sampah menumpuk di pasar tersebut.
“Ga ada yang resmi, petugas yang mengambil salar, itu dari pihak luar Pasar, itu bukan dari pihak pasar atau pihak ketiga dari pasar, Itu (preman) lah,” kata Camat Balaraja, Willy Patria kepada Portal Desa saat dihubungi Jumat, 10 Mai 2024.
Lebih lanjut Willy menerangkan, kaitan keributan sampah yang berserakan didepan Pasar Sentiong pihaknya mengaku sudah menerjunkan 4 unit mobil sampah DLHK untuk melakukan pengangkutan.
Tidak hanya itu ia juga mengatakan kedepannya pihaknya akan mencari solusi untuk menangani masalah pedagang dan masalah sampah yang berada di Pasar Sentiong tersebut.
“Miskominkasi, kita juga nanti akan cari solusinya untuk pengakutan sumpahnya. Intinya sudah selesai,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Pasar Sentiong Balaraja, Yani mengatakan, penanganan sampah yang berada diluar pasar itu bukan merupakan kewenangan pihaknya kecuali kata dia sampah yang berada di dalam pasar.
“Jadi mengenai sampah yang sempat terjadi keributan tersebut tidak ada urusannya kepada kita. Kalau didalam itu semuanya sudah di urus oleh pihak ketiga dari perumda pasar,” jelasnya.
Disinggung soal pungutan salar sampah kepada 50 pedagang yang berada diluar Pasar ia menyatakan itu juga bukan kewenangan pihaknya.
“Jadi kalau kami selaku perumda pasar tidak ikut campur tangan dari segala pungutan yang berada diluar pasar,” katanya.
Dia menegaskan mereka yang mengambil pungutan juga tidak mengambil salar sampah, salar toilet umum, yang berada dilam pasar.
“Mereka itu tidak ikut ngambil salar kedalam, mereka ngambil hanya di luar saja,” tandasnya.
Sebelumnya Diberitakan Marbot Masjid di Pasar Sentiong bersitegang akibat sampah yang berserakan oleh penarik salar yang diduga preman.
Sebanyak 50 pedagang yang berada disekitar pasar membayar sampah sebesar Rp10 ribu rupiah perhari. Bahkan perbulan pedagang harus membayar sampah sebesar Rp500 ribu (Rez).