Pria Asal Ternate ini Bicara Soal Bahaya Miras Untuk Generasi Milenial
Pria Asal Ternate ini Bicara Soal Bahaya Miras Untuk Generasi Milenial. Laporan Riski Samsudin, Pewarta Maluku Utara
Ternate, PORDES – Seorang pria lulusan S1 Sarjana Hukum (SH), di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, Risky Willy Dama, berkomentar tentang larangan pemasukan dan peredaran minuman beralkohol di Kota Ternate.
Sebagaimana Peraturan Daerah (Perda) UU Nomor 5 Tahun 2004, tentang larangan pemasukan dan peredaran minuman beralkohol sudah jelas, dan jika tidak mengawali soal ini dengan baik maka regenerasi akan hancur di telan zaman.
Risky Willy Dama yang akrab disapa Iki kepada Portal Desa mengatakan tentunya perlu dibenahi regenerasi di zaman sekarang ini, jika Pemerintah Kota Ternate tidak serius untuk menegakkan Perda UU Nomor 5 tahun 2004 tentang larangan pemasukan dan peredaran minuman beralkohol di Kota Ternate, akan ada rusaknya akhlak anak anak milenial yang ada di lingkungan Kota Ternate.
Menurut Iki, minuman beralkohol itu sudah pasti akan menimbukan dampak buruk bagi penggunanya. Dan karena pengaruh miras, akhirnya banyak anak-anak yang tergabung dalam komunitas atau genk dalam setiap tahunnya, merayakan momen anniversary atau hari jadi komunitasnya dengan hal yang tak bermanfaat dengan menggelar pesta miras.
“Karena saat merayakan disitu pasti ada acara pesta-pesta miras, bahkan komunitas yang di bangun itu terdapat banyak anak-anak yang baru, dalam usia rata-rata 13 tahun yang masih duduk di bangku SLTP,” kata Iki, Jumat (26/2/2022).
Dengan demikian, lanjut Iki, dampak dari alkohol itu bisa merusak generasi muda mendatang, “saya pikir dengan hal ini jika pemerintah kota Ternate tidak serius, maka generasi kita akan hancur, dan di sisi lain bukan cuman miras tapi juga merokok,” ujarnya.
Iki berharap agar pihak pemerintah Kota (Pemkot), Lurah, Kepolisian,agar bisa menangani soal ini.
“Saya berharap agar pihak Pemkot, Lurah maupun kepolisian agar bisa menangani soal ini dengan serius, dan untuk orang tua yang ada di rumah lebih jeli untuk memperhatikan setiap gerak anak-anak saat keluar rumah,” harapnya.
Karena kenapa, kemungkinan besar setiap orang tua mereka tidak mengetahui kalau anaknya pergi ke mana, karena sering mereka minta izin keluar dengan tujuannya kemana.
“Kita tidak tahu mungkin anak-anak ke acara-acara yang penuh dengan orang mabuk, seakan-akan orang tua mereka juga tidak menjaga mereka, untuk itu mari sama sama binahi dan menjaga soal ini agar bisa ke depan melahirkan generasi-generasi yang menciptaan hal-hal baik di bumi Moloku Kie Raha,” tutup Iki.
Editor: Abi Reza