Mahasiswa IAIN Ternate Berbagi Kisah Wisuda Tanpa Kehadiran Orang Tua

Ternate, PORDES – Wisuda menjadi titik akhir perkuliahan yang dinanti-nanti para mahasiswa. Namun bagaimana jadinya jika momen perayaan kelulusan itu harus dilakukan tanpa orang tua?

Salah seorang mahasiswa Program Studi Hukum Tata Negara Islam, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, Ambri A Gani, baru saja melangsungkan wisuda setelah berhasil menamatkan kuliahnya.

Namun momen istimewa bagi para wisudawan itu, tidak bisa ia rayakan bersama orangtuanya, pasalnya kedua orangtua Ambri A Gani telah meninggal dunia di tengah perjalanannya dalam menempuh pendidikan kuliah.

Suasana sedih pun menyelimuti pria asal Dufa-dufa, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate tersebut, ia merayakan momen wisuda tanpa kedua orang tuanya.

Kepada Portal Desa, Ambri mengungkapkan, sang ibu sudah meninggal sejak tahub 2019. Kemudian di tengah perjalanan studi akhir, sang ayah pun menyusul sang ibu pulang ke Rahmatullah.

Padahal, awal masuk kuliah pada tahun 2016 di kampus IAIN Ternate, Ambri sempat ditemani kedua orang tuanya.

“Awal masuk kuliah itu memang masih bersama kedua orang tua. Berjalannya waktu pada tahun 2019, itu mama lebih dulu meninggal dan pada saat itu saya sempat merasa sedih, putus asa dan kecewa. Namun, saya tetap kuatkan hati agar menerima semua cobaan ini,” kisah Ambri.

“Kalau papa meninggal itu pas waktu saya sedang menyusun skripsi untuk studi akhir. Karena sudah kehilangan kedua orang tua, saya sempat down dan tidak ingin melanjutkan lagi perkuliahan saya. Namun, saya berpikir di antara lima bersaudara, hanya saya sendiri yang lanjut kuliah. Itu yang bikin saya tetap bertahan,” sambung pria kelahiran Ternate, 15 April 1996 ini.

Mahasiswa Program Studi Hukum Tata Negara Islam, Fakultas Syariah IAIN Ternate ini berkata, kehilangan kedua orang tua adalah membuat dirinya tetap kuat. Sebab, ia sendiri sempat berpikir lebih baik melanjutkan proses perkuliahan ketimbang harus larut dalam kesedihan.

“Karena saya yakin, semua pasti ada hikmah dan jalan keluarnya. Karena itu, saya tetap berusaha dan berdoa,” tuturnya.

Sebagai anak yatim piatu, Ambri harus bekerja keras untuk melanjutkan proses perkuliahannya sekaligus membayar uang kuliah tunggal (UKT) dan biaya lainnya. Rutinitas itu bukan hal baru bagi Ambri, sebab awal masuk kuliah, ia sudah membiayai UKT dan lainnya itu tanpa membebani kedua orang tuanya.

“Biaya kuliah saat saya memasuki perkuliahan di IAIN Ternate, saya sendiri yang tanggung dan tidak pernah saya melibatkan dan bebankan kepada orang tua,” ucap anak keempat dari lima bersaudara ini.

Ambri bilang, uang perkuliahan tersebut ia dapatkan dari hasilnya dalam berkarir di dunia olahraga sepak bola, biaya kuliahnya ia dapatkan dari hasil bayaran tersebut.

Mantan atlit PON Maluku Utara itu juga berujar, usai wisuda di IAIN Ternate, ia belum bisa memastikan rencana dan kepastiannya untuk melanjutkan studi strata dua (S2) kedepan. Ini karena kondisi ekonomi belum maksimal. Apalagi hidup tanpa kedua orang tua terbilang sangat sulit.

“Saya juga ingin melanjutkan perkuliahan selanjutnya setelah wisuda, tetapi kondisi dan biaya saya saat ini kurang memadai, sehingga saya belum bisa pastikan,” katanya.

Melihat rekan-rekannya bersukacita, terharu dan tampak bahagia bersama kedua orang tuanya, Amrbri justru ditemani kakaknya yang sulung. Karena itu, ia berharap kedepannya akan melakukan yang terbaik.

“Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Civitas Institut Agama Islam Negeri (IAIN ) Ternate dan seluruh pihak lembaga kampus atas memo dan segalanya, sehingga saya bisa sampai ke titik ini,” pungkasnya.