Diduga Terjadi Monopoli Beras dan Gabah di Banten, Ananta Minta Mendag Bantu UMKM Penggilingan

PORDES JAKARTA – Kemunculan PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, yang diduga melakukan praktik monopoli gabah dan beras, belakangan ini diresahan para pelaku UMKM yang bergerak dibidang penggilingan padi di wilayah tersebut.

Sehingga akibatnya, ratusan pengusaha pengolahan padi lokal gulung tikar lantaran tidak mampu bersaing harga beli bahan baku berupa padi dengan PT WPI. Hal itu disampaikan Ananta Wahana saat Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, di Gedung Nusantara I, pada Senin 4 Agustus 2023 kemarin.

Dalam kesempatan itu Ananta meminta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan untuk membantu para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) penggilingan padi di Banten itu dari aksi monopoli yang diduga dilakukan oleh PT Wilmar Padi Indonesia (WPI).

“Saya minta Pak Menteri bisa membantu untuk mencarikan solusi terkait persoalan ini. Maksudnya petani bisa untung, UMKM penggilingan padi tidak tutup, dan masyarakat menikmati harga beras yang tidak mahal,” kata Ananta.

Menurut politisi senior PDI Perjuangan Banten itu mengatakan kehadiran PT Wilmar Padi Indonesia memang menguntungkan bagi petani setempat karena hasil panen padi mereka bisa dibeli dengan harga tinggi oleh PT WPI yang berkonsentrasi membeli gabah dan beras.

“Sehingga akhirnya berperilaku sebagai monopoli dan berdampak pada harga ya kan. Akibatnya penggilingan UMKM itu tutup karena kalah terus,” ungkapnya.

Selain itu, Ananta juga menyampaikan tentang rencana pemangku adat di wilayah baduy dalam yang akan memutus bantuan fasilitas internet yang masuk di wilayah mereka karena mereka menganggap internet itu tidak mendidik dan bertentangan dengan adat baduy.

“Sebetulnya suku baduy itu bukan anti bantuan tapi bantuannya harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan tata cara adat istiadat mereka, saya juga berharap Pak Menteri dapat membantu produk-produk UMKM suku baduy untuk dipasarkan,” imbuhnya.

“Karena jika mengingat apa yang dikatakan Max Havelaar, “Apabila Banten itu sejahtera, maka Nusantara juga sejahtera,” kutip Ananta. (gabel)