Lampung, PORDES – Sebanyak 300 peserta terdiri Dosen Sejarah, Mahasiswa jurusan Sejarah, serta tokoh setempat, mengikuti seminar Permuseuman, yang dilaksanakan UPTD Museum Ketransmigrasian, dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap sejarah Ketransmigrasian di Indonesia.

Hana Kurniati, selaku Kepala UPTD Museum Ketransmigrasian Provinsi Lampung mengatakan, 300 peserta yang mengikuti seminar permuseuman meliputi tokoh adat Desa Bagelen, dosen sejarah dan mahasiswa jurusan sejarah.

“Kegiatan akan berlangsung selama tiga hari, artinya tidak semua peserta kita jadikan satu di hari yang sama, namun kita bagi 100 peserta perharinya, mulai dari hari ini 23 Nopember sampai 25 Nopember 2021, lusa,” ucapnya, Selasa (23/11/2021).

Tujuan dilaksanakannya seminar permuseuman ini, kata Hana, selain untuk meningkatkan pengetahuan namun menjadi wadah para peserta untuk memberikan sumbang saran serta pemikiran demi memajukan Museum Ketransmigrasian.

“Ya, dengan adanya sumbang saran pemikiran dari para peserta kedepannya bisa menjadikan pedoman untuk kemajuan Museum ini sendiri, mengingat Museum Ketransmigrasian merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia, harapannya dengan seminar Permuseuman dapat dikenal lebih luas oleh seluruh kalangan,” jelasnya.

Lanjut Hana, dari peserta yang hadir terlihat sangat antusiasme terbukti dari jumlah undangan yang telah diberikan, sama dengan peserta yang hadir dalam seminar.

“Memang untuk seminar ini kita memberikan undangan ke beberapa universitas, dan Alhamdulillah antusias mereka luar bisa ya, kemudian untuk Universitasnya yaitu ada dari Universitas Lampung, UBL, Muhamadiyah Metro serta dari STKIP PGRI Bandar Lampung,” katanya.

Hana berharap dengan adanya kegiatan tersebut dapat memberikan pengetahuan, sumbang saran, pemikiran serta ide-ide dalam kemajuan Museum Ketransmigrasian Lampung.

“Saat ini kita masih dalam masa pandemi ya, jadi kita minta seluruh peserta untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan dengan mencuci tangan dan memakai masker guna mencegah adanya kluster baru,” ungkapnya.

Sementara Sely, salah satu peserta dari Universitas Lampung mengatakan, kegiatan ini sangat mengedukasi bagi dirinya khususnya Mahasiswa Jurusan Sejarah.

“Ya saya berharap agenda seperti ini rutin dilaksanakan dengan cakupan yang lebih luas, karena mahasiswa kan termasuk garda terdepan memori kolektif apalagi yang datang dan diundang memang spesifik dalam sejarah sehingga dengan banyaknya kegiatan seperti ini dapat menambah wawasan dalam pengetahuan khususnya Ketransmigrasian,” jelasnya.

“Harapannya museum dapat menambah koleksinya dan narasi-narasi sejarah yang ditayangkan lebih diperlengkap lagi dan jangan berhenti untuk melakukan riset sehingga Museum dapat menampilkan hal-hal yang baru dalam sejarah Ketransmigrasian,” tutupnya. (abi/pordes)