Sistem Irigasi Jebol, Petani di Karang Rejo Terancam Gagal Panen
Sistem Irigasi Jebol, Petani di Karang Rejo Terancam Gagal Panen
PORDES SIMALUNGUN – Musim tanam padi akan masuk pada bulan September ini, namun, banyak para petani pemilik lahan persawahan harus gigit jari, mengingat banyaknya kejadian yang tidak dapat dihindari karena tidak sesuai dengan harapan mereka.
Pantauan Portal Desa, di Desa Karang Rejo harus mengalami gagal tanam untuk bulan September 2023 mendatang, adanya kerusakan pada sistem irigasi yang jebol dikarenakan belum dibuatnya tembok penahan dalam ataupun lening yang bagus, sehingga membuat 120 petani tidak dapat mengairi lahan pertaniannya dengan luas hampir bekisar 30 hektar, dan para petani pemilik lahan yang tergabung dibawah naungan Kelompok Tani Sumber Makmur Nagori Karang Rejo pun menjerit.
“Miris saya melihat keadaan saat ini, khususnya kami para petani yang notabene pada bulan September ini harus memasuki masa tanam hanya bisa mengelus dada, melihat adanya irigasi yang jebol hingga membuat kami harus bergotong royong kembali secara swadaya, karena untuk kejadian ini sudah hampir puluhan tahun menjadi langganan kami bila cuaca berubah, apalagi memasuki masa musim penghujan, kami selalu merasa was was, jebolnya tanggul irigasi ini dikarenakan tembok penahan masih berupa tanah, sedangkan tembok penahan yang pernah dibangun sudah habis terbawa derasnya air,” ungkap Lino, Ketua Poktan dan P3A Nagori Karang Rejo kepada Portal Desa, Senin, 31 Juli 2023.
Lino menambahkan, saat ini sudah terpampang dihadapan petani, berapa kerugian yang akan mereka alami, dengan luas lahan persawahan 1 hektar bisa menghasilkan gabah 6 ton dengan perincian 6 ton x 30 hektar bisa mengeluarkan 180 ton gabah, itu disesuaikan dengan HPH dari pemerintah adalah perkilogram Rp 5000, maka ditaksir kerugian yang akan ditanggung pihak petani adalah mencapai Rp 900 juta.
“Saya berharap ada perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah, dalam hal ini Dinas Pertanian, dan Dinas terkait lainnya agar mau terjun langsung meninjau keadaan lahan pertanian kami yang akan terancam gagal tanam untuk tahun 2023 ini, segeralah diperbaiki tanggul irigasi yang jebol ini dapat diperbaiki kembali agar bisa kami bercocok tanam segera,” harap Lino.
Untuk diketahui, dengan jebolnya tanggul irigasi ataupun tembok penahan yang masih bermaterialkan tanah, dampaknya membuat dua Nagori Karang Rejo dan Nagori Karang Anyer mengakibatkan debit air kepersawahan terus berkurang, dan membuat para petani mengalih fungsikan lahan mereka ke tanaman keras, seperti singkong, palawija, dan tanaman keras lainnya.
Hal itu menyebabkan aliran air menuju sawah mereka harus terhenti dikarenakan tembok penahan tidak dapat menahan debet air akibat tingginya air yang datang dari hulu menuju kehilir, dimana banyak terdapat sawah serta lahan perikanan menjadi kekurangan air. Ancaman gagal tanam untuk para petani sudah dapat diprediksi serta gagal panen ikan mas, dikarenakan aliran air harus ditutup dari sumbernya dari aliran sungai bahbolon dan sentralnya ada di Nagori Rambung Merah Kecamatan Siantar.
Tembok penahan rata rata telah berusia tua hingga musim penghujan tiba terus tergerus air dan pihak petani harus bergotong membuat tembok penahan dari karung diisi dengan tanah, dikarenakan tembok penahan telah erosi mencapai 4 meter lebih, dan kedalam hampir 6 meter menyebabkan lahan pertanian yang dimiliki warga terus dialiri air hingga terancam gagal panen adalah jagung, pisang dan tanaman coklat. (Budi)