Sepi Pembeli, Pedagang di TPPS Pasar Kutabumi Keluhkan Pasar Lama Masih Beroperasi: Pemerintah Diminta Tegas!
Sepi Pembeli, Pedagang di TPPS Pasar Kutabumi Keluhkan Pasar Lama Masih Beroperasi: Pemerintah Diminta Tegas!
PORDES TANGERANG – Pasar Kutabumi yang direncanakan akan direvitalisasi dan harus dikosongkan pada tanggal 25 Agustus 2023 sampai saat ini masih terlihat beroperasi. Hal tersebut menjadi keluhan para pedagang yang sudah pindah ke Tempat Penampungan Pasar Sementara (TPPS).
Pedagang tahu Aripin (44) yang mengaku berdagang di Pasar Kutabumi sejak tahun 2003 mengatakan, pengahasilan pedagang yang pindah ke TPPS Pasar Kutabumi menurun drastis karena sepi pembeli.
“Awalnya mending rame, karena dagangannya memang kurang lengkap akhirnya sepi dan banyak pedagang yang sudah pindah ke sini balik lagi kesana, karena kami pedagang cari duit bukan cari tempat,” kata Aripin kepada Portal Desa, Rabu 4 Oktober 2023.
Lebih lanjut, Aripin pun mengungkapkan kekecewaannya karena merasa dibohongi oleh Perumda Pasar NKR yang akan menutup pasar Kutabumi yang lama tapi tidak kunjung dilakukan penutupan, sehingga, kata dia, dampaknya penghasilan pedagang yang di TPPS menurun drastis.
“Saya kecewa, katanya pasar Kutabumi lama mau ditutup tanggal 25 Agustus 2023 tapi sampai sekarang tidak tutup-tutup sehingga dampaknya pedagang yang di penampungan pasar sementara yang menjadi korban,” ungkapnya.
Dijelaskan Aripin, sebelum pindah ke TPPS ia mengaku bisa menjual tahu dagangannya sampai 50 bak, tapi setelah pindah ia hanya mampu menjual 10 bak dan lebih memprihatinkan ada pedagang di TPPS yang mendapat penghasilan per hari hanya 20 ribu bahkan ada yang hanya 5 ribu perhari.
“Coba perhatikan kami pedagang yang di TTPS, karena kami itu sebenarnya mendukung program pemerintah, disuruh pindah kita sudah pindah tapi tidak ada perhatiannya dari pemerintah dan dari instansi terkait,” lirihnya.
Permintaan pedagang di TPPS, kata Aripin, itu sangat sederhana hanya menginginkan segeranya ditutup pasar Kutabumi yang lama agar penghasilan mereka kembali normal.
“Kita sudah menurut sama pemerintah kalau tidak ada perhatiannya dari pemerintah, lama kelamaan kita juga bisa jadi pembangkang jadi tolong perhatiannya dari pemerintah dan instansi terkait,” pungkasnya.
Ditambahkan pedagang ikan asin Warni (46) yang berdagang di TPPS tersebut mengaku per hari ini baru mendapatkan omset sebesar Rp15 ribu dan penghasilan tersebut sangat jauh berbeda saat ia berdagang di Pasar Kutabumi yang lama.
“Jangankan buat dapur buat modal saja itu tidak balik, saya berharap pedagang yang di sana itu pindah kesini biar bareng-bareng, kita juga sama pingin dapat penghasilan buat makan keluarga karena memang penghasilan saya cuma dari sini dari pasar,” tandasnya.
Terpisah, Ketua Paguyuban Para Pedagang Pasar Kutabumi (P4KB) Rudy Hartono, meminta Pemkab Tangerang untuk tidak menutup mata dan segera melakukan pengosongan pasar Kutabumi yang lama.
“Kami berharap ada ketegasan dari Pemkab Tangerang untuk segera memindahkan para pedagang yang masih beraktivitas di pasar Kutabumi yang lama untuk bersama-sama para pedagang lainnya yang sudah pindah ke TPPS,” kata Rudy.
Rudy mengungkapkan sebelumnya pada tanggal 25 Agustus 2023 ada 350 personil gabungan terdiri dari TNI Polri dan Satpol PP, namun tidak mampu menutup pasar lama Kutabumi, sehingga yang terjadi sampai saat ini seolah-olah ada dua pasar di Kutabumi.
“Adanya kebijakan Pemkab Tangerang merevitalisasi Pasar lama seharusnya tidak boleh lagi adanya kegiatan apapun karena sudah ditutup dan apabila masih ada kegiatan maka itu adalah ilegal,” katanya.
Menurut Rudy pedagang yang ada di TPPS pasar Kutabumi merupakan pedagang yang mengikuti aturan pemerintah, sedangkan pedagang yang masih bercokol di pasar Kutabumi yang lama adalah orang-orang yang melanggar hukum.
“Karena itu dengan terjadinya kerusuhan pada 23 September 2023 menjadi imbas dari tidak adanya ketegasan Pemkab Tangerang untuk secepatnya mengosongkan pasar Kutabumi yang lama karena kalau dibiarkan berlarut larut kami khawatir kerusuhan bisa terulang dan kami tidak ingin hal tersebut terjadi kembali,” tutup Rudy. (gabel)