KKN Mandiri Universitas Nurul Huda: Inovasi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
KKN Mandiri Universitas Nurul Huda: Inovasi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
PORDES OKU TIMUR – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Universitas Nurul Huda di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) menjadi sarana mahasiswa untuk menghadirkan kontribusi nyata di tengah masyarakat.
Melalui program bidang pendidikan dan kebudayaan, mahasiswa berupaya mengembangkan kreativitas, menumbuhkan minat belajar, serta melestarikan budaya bangsa.

Mahasiswa Universitas Nurul Huda sekaligus peserta KKN Mandiri Novaliz Citra Jovanka mengatakan kegiatan tersebut mengusung empat program utama.
Pertama Program English EDUFUN
Program pembelajaran bahasa Inggris dasar yang dilaksanakan setiap Jumat dan Ahad sore, dengan sasaran anak-anak di Kampung Sritunggal kelas PAUD hingga kelas 4 SD.
“Materi meliputi menulis dan menghafal kosakata dasar, greeting, sing a song, serta game interaktif,” kata Novaliz.
Novaliz menjelaskan program English EDUFUN ini bertujuan untuk menumbuhkan minat belajar bahasa Inggris sejak dini, sehingga anak-anak mulai terbiasa dengan bahasa asing dalam suasana yang menyenangkan.
“Melalui menulis, menghafal kosakata, hingga permainan interaktif, anak-anak diajak untuk berinteraksi menggunakan kosakata sederhana yang relevan dengan kehidupan sehari-hari,” katanya.

Selain itu, lanjut Novaliz program ini juga diharapkan dapat meningkatkan keberanian anak dalam berkomunikasi, terutama saat menyampaikan ucapan salam atau greeting dengan cara yang tepat.
Hasil dari pelaksanaan program ini terlihat dari kemampuan anak-anak yang mulai mampu menghafal dan menuliskan kosakata bahasa Inggris sederhana dengan baik.
“Mereka juga lebih percaya diri dalam menyampaikan greeting di depan teman-temannya,” ungkapnya.
Suasana belajar pun menjadi lebih interaktif dan menyenangkan, karena setiap anak merasa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran
Program ini diharapkan menjadi pondasi awal anak-anak untuk menyukai bahasa asing, sehingga kelak mereka lebih siap menghadapi tantangan global.
Kedua Program Pengenalan Budaya Indonesia Melalui Seni Tari
Program ini dilaksanakan setiap Sabtu pagi di SMP Terpadu Darussalam Nusantara, dengan memperkenalkan tarian tradisional seperti Tari Sigeh Pengunten (Lampung), Tari Tanggai (Sumatera Selatan), Tari Manuk Dadali (Jawa Barat), dan Tari Zapin Melayu.

“Program pengenalan budaya Indonesia melalui seni tari ini memiliki tujuan utama untuk mengenalkan kekayaan budaya nusantara kepada para siswa, khususnya melalui gerakan-gerakan tradisional dari berbagai daerah,” kata Novaliz.
Dengan kegiatan ini, siswa diharapkan tidak hanya mengenal seni tari, tetapi juga menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat mereka dalam bidang seni.
“Lebih dari itu, program ini juga berupaya menanamkan rasa bangga terhadap budaya daerah sebagai bagian dari identitas bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan,” katanya.
Hasil dari pelaksanaan program ini mulai terlihat dari semakin banyaknya siswa yang mampu mengenali berbagai jenis tari daerah.
“Anak-anak yang memiliki bakat kemudian terpilih untuk lebih mendalami gerakan dasar dari setiap tarian yang diajarkan,” ujarnya.
Dari proses tersebut, terbentuk pula kelompok seni tari yang solid di sekolah, sehingga mereka dapat menjadi perwakilan dalam berbagai kegiatan dan sekaligus menjadi agen pelestari budaya di kalangan generasi muda.
Melalui program ini, diharapkan generasi muda tidak hanya menikmati budaya modern, tetapi juga mencintai serta melestarikan budaya tradisional nusantara.
Ketiga Program Kelas Baca dan Perpustakaan Mini
Program ini ditujukan untuk siswa SMP. Dengan fokus membangun budaya literasi. Kegiatan meliputi menyusun buku berdasarkan kategori, membuat jadwal kunjungan, pencatatan peminjaman, serta mendesain perpustakaan mini agar lebih menarik dan nyaman.
“Program Kelas Baca dan Perpustakaan Mini dirancang dengan tujuan membiasakan anak-anak untuk lebih dekat dengan buku sejak dini,” kata Novaliz.

Melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya diajak membaca, tetapi juga dibimbing agar terbiasa dengan kedisiplinan, seperti meminjam dan mengembalikan buku sesuai aturan.
Selain itu, program ini juga diarahkan untuk menyediakan ruang literasi yang rapi, nyaman, dan menyenangkan, sehingga anak-anak merasa betah berada di perpustakaan.
Dari pelaksanaan program ini, terlihat bahwa anak-anak mulai terbiasa membaca serta mampu memilih buku sesuai dengan minat masing-masing.
Perpustakaan mini pun berhasil terbentuk dengan desain sederhana namun tetap menarik, memberikan suasana yang lebih hidup bagi kegiatan literasi.
“Secara perlahan, tumbuh budaya membaca di kalangan siswa yang diharapkan terus berlanjut dan berkembang, menjadikan literasi sebagai bagian dari keseharian mereka,” jelasnya.
Kelas Baca dengan perpustakaan mini menjadi langkah awal dalam menciptakan generasi yang gemar membaca sekaligus peduli terhadap sarana literasi di lingkungannya.
Terakhir Program Sahabat Belajar
Sahabat Belajar adalah program pendampingan akademik dengan membentuk kelompok belajar, memberikan bimbingan materi sekolah, menerapkan Project-Based Learning (pembuatan poster dan mading), serta mengikutsertakan siswa dalam olimpiade tingkat kabupaten.
Program Sahabat Belajar disusun dengan tujuan untuk membantu anak-anak memahami materi pelajaran sekolah dengan lebih baik melalui kegiatan pendampingan yang intensif.

Tidak hanya fokus pada aspek akademik, program ini juga melatih kreativitas siswa melalui proyek berbasis kelompok yang mendorong mereka untuk bekerja sama dan menghasilkan karya nyata.
“Selain itu, program ini bertujuan memberikan pengalaman berkompetisi secara sehat, sehingga siswa terbiasa menghadapi tantangan dengan percaya diri,” kata Novaliz.
Dari pelaksanaan program ini, terlihat bahwa anak-anak menjadi lebih mudah memahami materi yang dipelajari di sekolah. Mereka juga mampu menyalurkan ide-ide kreatif dalam bentuk karya, seperti pembuatan poster dan majalah dinding.
Lebih jauh lagi, semangat belajar yang tumbuh dalam diri siswa membuat mereka berani untuk tampil di ajang olimpiade tingkat kabupaten, sebuah langkah awal yang penting dalam membangun prestasi sekaligus meningkatkan rasa percaya diri..
Program ini menjadi wadah pengembangan akademik sekaligus kreativitas anak-anak, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan pendidikan di masa depan.
“Dengan adanya keempat program ini, kegiatan KKN Mandiri Universitas Nurul Huda menunjukkan kontribusi nyata mahasiswa dalam membangun masyarakat cerdas, kreatif, dan berbudaya,” pungkasnya. (*)


