Hebat! Mahasiswa KKN IAIN Ternate Buat Kripik dari Batang Pisang
Tidore, PORDES – Mahasiswa IAIN Ternate, yang melaksakan KKN di di Kelurahan Dowora, Tidore Kepulauan, memanfaatkan batang pisang menjadi makanan cemilan kripik.
Kordinator Desa (Kordes), Muhti Eka Putra Muhamad, saat ditemui Portal Desa menjelaskan tentang bagaimana para mahasiswa membuat kripik dari batang pisang.
“Sebagai bahan utamanya selain batang pisang, adalah tepung, penyedap rasa, lada bubuk, garam dan minyak goreng,” jelasnya.
Muhti juga menerangkan cara pembuatannya, yang pertama, kata dia, ambil tengah batang pisang, kemudian ambil gedebuk batang pisang, dan rendam dengan air garam selama 24 jam, kemudian di bilas dengan air bersih.
Lalu yang kedua yaitu, adonan basah, campurkan penyedam rasa dengan lada bubuk di dalam air kemudian masukan batang pisang ke dalam adonan basah tersebut kemudian di peras sampai air kering.
Selanjutnya, kata Muhti, adonan kering dicampur tepung topioka, tepung sajiku, tepung terigu, dengan lada bubuk, Lalu batang pisang yang di peras tadi masukan ke dalam adonan kering dan kemudian goreng dengan minyak yang panas.
Selaku Kordes, Muhti menyadari bahwa produk yang mereka buat itu berbeda dengan produk produk yang lainnya.
“Tentunya kami amat menyadari bahwa produk ini kami buat berbeda dengan produk-produk yang lainnya. Sebab produk ini banyak melahirkan beberapa sumber untuk penghasilan dan memiliki banyak manfaat,” tandasnya.
Dia menjelaskan, ada beberapa manfaatnya pohon pisang, yang pertama dari buah pisangnya, jantung pisangnya, air pisang, dan bahkan batangnya itu sangat bermanfaat dan bisa dikelola demi ekonomi keluarga.
“Manfaatnya itu dari buah pisangnya, jantung pisangnya, air pisang, dan bahkan batangnya, itu sangat bermanfaat dan bisa dikelola demi ekonomi keluarga, Olehnya itu kami mahasiswa melihat potensi atau peluang untuk membuat produk yang terbuat dari batang pisang, tentunya kripik dalam hal ini demi meningkatkan ekonomi warga di tengah-tengah krisis pandemik ini,” ujarnya.
Sebab, lanjut dia, mahasiswa hadir di tengah-tengah masyarakat untuk sama-sama mencari aset atau potensi desa itu sendiri.
“Produk ini bagi kami adalah produk yang luar biasa, dan dalam upaya untuk memberdayakan masyarakat berbasis aset ini, kami bersama rekan-rekan mahasiswa mencari solusi tuntas dalam mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi di sekitarnya, dan juga sebagai bagian mensejahterakan UKM masyarakat setempat,” tutup Kordes.
Laporan: Riski Samsudin