Good Farming Practices Solusi Tepat Atasi Penurunan Kualitas Ayam Petelur
Good Farming Practices Solusi Tepat Atasi Penurunan Kualitas Ayam Petelur
PORDES LEBAK – Peternakan ayam ras pedaging di Kabupaten Lebak semakin menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi yang berkelanjutan dan berdaya saing.
Demikian disampaikan Kabid pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Lebak, Rieyan Dermawan kepada wartawan di kantornya, Senin 26 November 2024.
Menurut Rieyan salah satu solusi utama untuk mengatasi tantangan tersebut adalah penerapan kaidah Good Farming Practices (GFP) atau Praktik Pertanian yang Baik dalam kegiatan usaha peternakan yang dijalankan.
“Penerapan GFP sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk ayam, mengurangi risiko penyakit dan memenuhi standar pangan yang semakin ketat di pasar domestik dan internasional,” kata Rieyan.
Tidak hanya itu lanjut Rieyan dengan menerapkan prinsip-prinsip GFP, peternak dapat meminimalisir penggunaan antibiotik dan meningkatkan kebersihan kandang.
“Serta dapat mengoptimalkan pemeliharaan pakan dan air minum yang bergizi sehingga ayam yang dihasilkan lebih sehat dan berkualitas,” katanya.
Lebih lanjut Rieyan mengatakan peternak yang menerapkan GFP juga akan lebih mudah memenuhi sertifikasi dan standar kualitas yang dibutuhkan oleh pasar ekspor.
“Ayam ras pedaging dari Kabupaten Lebak memiliki potensi pasar yang besar, di dalam maupun luar negeri. Memenuhi kaidah GFP akan membuka peluang yang lebih besar untuk bersaing secara global,” imbuhnya.
Sambung Rieyan mengatakan penerapan GFP mencakup berbagai aspek penting, seperti pemilihan bibit ayam yang unggul, pengelolaan kesehatan ternak yang terintegrasi, pemeliharaan kandang yang bersih dan aman, serta penggunaan pakan yang sesuai dengan standar gizi.
Hal ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing peternak, tetapi juga mendorong peternakan ayam ras pedaging di Kabupaten Lebak untuk lebih ramah lingkungan dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
Selain itu, peran aktif peternak dan pemerintah dalam sosialisasi serta pelatihan tentang penerapan GFP sangat diperlukan.
Pemerintah Kabupaten Lebak bersama dengan berbagai lembaga terkait, seperti penyuluh pertanian dan lembaga sertifikasi, terus berupaya meningkatkan pemahaman peternak mengenai pentingnya kaidah GFP dalam peternakan ayam ras pedaging.
Dengan adanya penerapan GFP, diharapkan peternakan ayam ras pedaging di Kabupaten Lebak dapat berkembang secara berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan peternak, mengurangi dampak negative bagi lingkungan serta memastikan ketersediaan produk ayam yang berkualitas bagi masyarakat.
Optimalisasi Good Farming Practices pada Usaha Peternakan Ayam untuk Mengurangi Dampak Negatif bagi lingkungan dalam rangka mendukung keberlanjutan sektor peternakan.
Penerapan Good Farming Practices (GFP) atau Praktik Pertanian yang Baik di usaha peternakan ayam semakin dianggap penting untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Dengan menerapkan GFP, peternakan ayam dapat beroperasi secara efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, yang pada gilirannya akan mendukung produksi pangan yang sehat dan berkualitas.
Penerapan GFP dalam peternakan ayam mencakup berbagai aspek yang bertujuan untuk mengurangi beban lingkungan, seperti pengelolaan limbah yang baik, efisiensi penggunaan sumber daya alam, dan perlakuan yang adil terhadap hewan.
Salah satu tantangan utama dalam usaha peternakan ayam adalah pengelolaan limbah yang dapat berisiko mencemari tanah, air, dan udara jika tidak dikelola dengan benar.
Oleh karena itu, peternak diharapkan untuk memanfaatkan teknologi dan praktik terbaik yang mendukung efisiensi dalam produksi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Penerapan GFP sangat membantu dalam mengurangi dampak negatif yang sering muncul dari sektor peternakan, terutama terkait dengan limbah peternakan.
“Dengan penerapan GFP yang baik, peternak dapat mengelola kotoran ayam menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi sektor pertanian, sekaligus mengurangi pencemaran tanah dan air. Selain itu, pengelolaan air dan penggunaan pakan yang efisien juga akan meminimalkan pemborosan sumber daya alam,” jelasnya.
Langkah-Langkah Optimalisasi GFP untuk Mengurangi Dampak Negatif Lingkungan:
Pengelolaan Limbah Peternakan yang Berkelanjutan Salah satu langkah utama dalam GFP adalah pengelolaan limbah peternakan, seperti kotoran ayam dan sisa pakan, yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik atau bahan bakar biogas.
Hal ini mengurangi dampak pencemaran dan memaksimalkan penggunaan limbah sebagai sumber daya yang bernilai.
Efisiensi Penggunaan Pakan, Pengelolaan pakan yang tepat dan efisien sangat penting dalam GFP.
Pemberian pakan yang tepat dosis dan jenisnya akan mengurangi pemborosan serta mencegah penumpukan sisa pakan yang bisa mencemari lingkungan.
Pakan yang berkualitas juga mendukung kesehatan ayam, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
Pengurangan Penggunaan Antibiotik dan Bahan Kimia GFP mendorong peternak untuk mengurangi penggunaan antibiotik dan bahan kimia lainnya dalam pengobatan ayam, dengan mengutamakan pendekatan preventif melalui vaksinasi dan pengelolaan kesehatan yang terintegrasi.
Hal ini mengurangi risiko residu antibiotik yang bisa mencemari lingkungan dan tubuh konsumen
Pengelolaan Sumber Daya Alam Secara Bijaksana Pengelolaan air dan energi yang efisien adalah bagian dari GFP yang bertujuan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Peternak yang menerapkan sistem irigasi yang hemat air dan penggunaan energi terbarukan, seperti panel surya, dapat mengurangi jejak karbon usaha peternakan ayam.
Penerapan Protokol Kesejahteraan Hewan Sebagai bagian dari GFP, kesejahteraan hewan menjadi prioritas utama dalam setiap proses peternakan ayam.
Dengan memperhatikan kesejahteraan hewan, peternak dapat memastikan produktivitas yang lebih tinggi, ayam yang lebih sehat, serta mengurangi stres yang bisa memengaruhi pertumbuhan dan kualitas produk ayam. (*).