Asongan Marak di Gerbang Tol Cikupa, Aktivis Minta BPJT Dibubarkan

PORDES TANGERANG – Aktivis senior Kabupaten Tangerang Alamsyah mempertanyakan kinerja Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang dibentuk untuk mengatur segala hal di jalan tol.

Demikian hal ini disampaikan Alamsyah menyusul maraknya asongan di gerbang tol Cikupa Kabupaten Tangerang hingga kerap terjadi kemacetan saat bertransaksi.

“Jika BPJT tidak memiliki fungsi yang jelas dalam mengawasi dan memastikan kondisi jalan tol tetap layak, lebih baik dibubarkan saja,” kata Alamsyah, Senin 17 Maret 2025.

IMG 20250315 194748 1
Oplus_131072

Menurut dia BPJT yang dibentuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) jangan hanya menjadi beban negara tapi tidak memberikan kebermanfaatan.

“Keberadaan Asongan di gerbang tol Cikupa tidak hanya menghambat arus kendaraan, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan dan pedagang itu sendiri,” katanya.

IMG 20250315 194724 1
Oplus_131072

Lebih lanjut Alamsyah mengatakan sebagai konsumen atau pengguna jalan tol seharusnya mendapatkan fasilitas yang aman dan nyaman bukan malah terganggu dengan kemacetan dan asongan.

“Jalan tol ini berbayar, jadi masyarakat berhak mendapatkan fasilitas yang aman dan nyaman. Jangan sampai dirugikan akibat buruknya pengelolaan,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan Lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Serang tepatnya di Gerbang Tol (GT) Cikupa Kabupaten Tangerang mengalami kemacetan yang terbilang parah, Sabtu 15 Maret 2025 sore.

Pantauan Portal Desa di lokasi, nampak ruas jalan tol milik swasta ini didominasi oleh kendaraan roda empat pribadi yang melaju dengan kecepatan rendah.

Bahkan penampakan yang tidak lazim juga terjadi di gerbang tol Cikupa yakni banyaknya asongan yang bebas menjual dagangannnya kepada pengendara yang melintas.

“Dengan kemacetan aja kami terganggu apalagi adanya asongan ditengah jalur pas mau bayar tol, ini jelas sangat mengganggu,” kata salah satu pengguna jalan tol Sri.

Sementara salah satu Humas dari Astra Infra Toll Road Tangerang Merak Huswatun Hasanah saat dikonfirmasi Portal Desa masih bungkam. (gabel).