KKN Mandiri Universitas Nurul Huda Dorong Penguatan Bidang Keagamaan di Pondok Pesantren

PORDES OKU TIMUR – Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri yang dilaksanakan Novaliz Citra Jovanka, mahasiswa Universitas Nurul Huda di bawah koordinasi LPPM Universitas Nurul Huda, berfokus pada pemberdayaan masyarakat di bidang keagamaan.

Program ini diimplementasikan di lingkungan Pondok Pesantren Darussalam Nusantara dengan melibatkan para santri, guru, serta masyarakat sekitar.

Program pertama dan menjadi utama yakni Smart, Polite, Expressive, Articulate Knowledge (Speak) yaituh pelatihan dan praktik public speaking.

IMG 20250902 234827

Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengarahan mengenai trik dan tips dalam berpidato, mulai dari pemilihan gaya bahasa, teknik penyampaian, hingga pembacaan dalil yang dijadikan referensi.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nurul Huda terus mendorong mahasiswa untuk menghadirkan karya nyata melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri.

Program ini menjadi jembatan antara dunia akademik dengan kehidupan masyarakat, sekaligus sarana mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu yang dimiliki.

Novaliz Citra Jovanka, mahasiswa Universitas Nurul Huda dan peserta KKN Mandiri, mengaku mendapat kesempatan menjalankan kegiatan pengabdian di bidang keagamaan.

“Kegiatan ini saya fokuskan di lingkungan pesantren, tempat para santri belajar dan menempa diri dengan nilai-nilai Islam. Dan sebagai pengabdian saya merancang program Speak” kata Novaliz.

Novaliz menjelaskan program ini bertujuan melatih santri agar memiliki keberanian berbicara di depan umum, mampu menyampaikan pesan secara komunikatif dan tetap menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi dalam berpidato.

Menurut dia Pelaksanaan Program SPEAK di pesantren memberikan banyak manfaat bagi santri yakni menumbuhkan rasa percaya diri.

“Santri diajak tampil secara bergiliran di depan teman-temannya sehingga perlahan tumbuh rasa percaya diri ketika berbicara di hadapan audiens,” katanya.

Novaliz menambahkan dengan latihan rutin, santri terbiasa mengungkapkan pendapat maupun menyampaikan pidato singkat, baik di forum internal pesantren maupun masyarakat sekitar.

“Santri dibimbing untuk menyusun teks pidato yang runtut pembukaan, isi, hingga penutup. Hal ini membantu mereka menyampaikan pesan Islami dengan cara yang mudah dipahami,” ujarnya.

Santri juga dapat menguasai panggung dengan percaya diri, Program ini juga melatih keterampilan teknis, seperti penggunaan suara, intonasi, kontak mata, serta bahasa tubuh, sehingga penampilan mereka di atas panggung lebih mantap.

Bimbingan membaca Al-Qur’an yang baik dan indah, Ciri khas Program SPEAK adalah adanya sentuhan keagamaan berupa pembinaan membaca Al-Qur’an dengan tartil dan suara indah.

“Latihan ini tidak hanya meningkatkan kualitas tilawah santri, tetapi juga memberi nuansa religius yang kuat ketika mereka menyampaikan pidato Islami,” jelas Novaliz.

Langkah-langkah Program SPEAK

Memberikan materi dasar tentang pentingnya public speaking dalam kehidupan sehari-hari, Melatih gaya bahasa, intonasi, dan ekspresi saat berpidato.

Mengarahkan siswa dalam memilih dalil yang sesuai sebagai penguat isi pidato. Menyediakan sesi latihan berbicara di depan kelompok kecil.

Mengadakan praktik pidato umum di depan seluruh santri pondok pesantren sebagai realisasi pembelajaran.

Melakukan evaluasi dan memberikan masukan kepada setiap peserta. Menyelenggarakan praktik bergantian secara menyeluruh agar seluruh siswa terlibat aktif.

Bimbingan Baca Al-Qur’an

Tidak hanya itu Novaliz Citra Jovanka juga merancang program di bidang keagamaan yang berfokus pada bimbingan baca Al-Qur’an sebagai bagian dari kegiatan KKN Mandiri yang dilaksanakan di bawah naungan LPPM Universitas Nurul Huda.

IMG 20250902 234923
 

“Program ini dilaksanakan di lingkungan pesantren dan juga melibatkan anak-anak dari masyarakat sekitar,” kata Novaliz.

Novaliz menjelaskan kehadiran program ini bertujuan agar anak-anak sejak dini mulai mengenal Al-Qur’an, memahami doa-doa harian, serta terbiasa membaca dengan tartil sesuai dengan kaidah tajwid.

“Melalui program ini, anak-anak diperkenalkan pada Al-Qur’an dengan cara yang sederhana namun penuh makna,” katanya.

“Sejak awal, mereka diarahkan untuk tidak hanya melihat dan memegang mushaf, tetapi juga mulai membaca huruf demi huruf dengan bimbingan yang sabar,” tambahnya.

Dia berharap kedekatan dengan Al-Qur’an ini akan tumbuh menjadi rasa cinta yang mendalam seiring berjalannya waktu.

Selain itu, program ini juga memberikan pembelajaran mengenai bacaan sholat serta doa-doa harian.

“Anak-anak diajak untuk tidak hanya menghafal, tetapi juga memahami makna dasar dari setiap bacaan. Dengan demikian, ketika mereka melaksanakan sholat, ibadah yang dilakukan tidak sekadar rutinitas gerakan, melainkan dilandasi kesadaran akan makna bacaan yang mereka ucapkan,” ungkapnya.

Bagi anak-anak pemula, langkah pertama dalam belajar adalah mengenal huruf hijaiyah. Agar proses ini tidak terasa membosankan, digunakan metode kreatif seperti mewarnai huruf hijaiyah.

Melalui cara ini, mereka tidak hanya belajar mengenali bentuk huruf, tetapi juga merasakan kegembiraan dalam proses belajar. Pendekatan kreatif ini terbukti membuat anak-anak lebih bersemangat dan mudah mengingat huruf-huruf dasar.

Program ini juga menekankan pentingnya membaca dengan tartil. Anak-anak dibiasakan membaca perlahan, sesuai dengan kaidah tajwid, dan dengan penuh kesungguhan.

“Pembiasaan ini diharapkan akan melekat dalam diri mereka, sehingga kualitas bacaan tetap terjaga hingga dewasa nanti,” harapnya.

Dari pelaksanaan program ini, terlihat hasil nyata yang cukup menggembirakan. Anak-anak yang sebelumnya belum mengenal huruf hijaiyah kini mulai bisa membacanya dengan baik.

Pemahaman mereka mengenai bacaan sholat dan doa-doa harian juga semakin meningkat, sehingga ibadah sehari-hari menjadi lebih khusyuk. Metode kreatif yang diterapkan berhasil menjadikan proses belajar menyenangkan, sehingga anak-anak merasa termotivasi untuk terus berlatih.

Selain itu, tercipta pula suasana belajar yang religius, positif, dan interaktif, di mana anak-anak dapat belajar bersama dengan penuh semangat dan saling mendukung.

“Melalui Program Bimbingan Baca Al-Qur’an ini, diharapkan lahir generasi muda yang mencintai Al-Qur’an, terbiasa beribadah dengan baik, dan tumbuh dalam lingkungan yang positif,” pungkasnya.

Program ini menjadi bukti nyata bahwa kegiatan KKN Mandiri Universitas Nurul Huda tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat, tetapi juga menjadi sarana membangun karakter Islami sejak usia dini.

Langkah-langkah Program Bimbingan Baca Al-Qur’an

Mengenalkan huruf hijaiyah dengan metode visual dan mewarnai untuk pemula. Membimbing peserta membaca huruf hijaiyah secara bertahap.

Melatih bacaan sholat secara praktis. Mengajarkan doa sehari-hari sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Mengadakan sesi pembacaan bersama untuk melatih kelancaran.

Memberikan evaluasi perkembangan anak setiap pekan. Menumbuhkan kebiasaan membaca Al-Qur’an di waktu senggang.

Pelaksanaan KKN Mandiri Universitas Nurul Huda di bidang keagamaan ini membuktikan bahwa peran mahasiswa dalam masyarakat bukan hanya pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek spiritual.

Melalui program SPEAK dan Bimbingan Baca Al-Qur’an, Novaliz Citra Jovanka berhasil menghadirkan kegiatan yang bermanfaat, membangun rasa percaya diri, serta menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Qur’an dan praktik ibadah sejak dini. (*).