Kisah inspiratif: Cerita Hidup Pengacara Kondang Benni Indra Kusuma di Jakarta. Portal Desa – Sumber Inspirasi Perubahan

Perawang, PORDES – Nasib orang siapa tahu, yang dulu biasa saja sekarang luar biasa. Begitulah kisah seorang Benni Indra Kesuma.

Benni Indra Kesuma adalah lulusan SMK Yamatu, juga alumni Fakultas Hukum Universitas Islam Riau (UIR) S1 di Pekanbaru, dan S2 Hukum di Universitas Jayabaya Jakarta Timur.

Masa kecil dan remaja Benni Indra Kesuma

Masa kecil Benni dilalui dengan penuh kedisiplinan dan bertanggung jawab terhadap keluarga, Ia terbiasa membersihkan rumah hingga membantu orang tuanya bekerja dan berusaha. Hal itulah yang membuatnya menjadi pribadi yang tangguh di kemudian hari.

Selepas masa SMK, Benni Indra Kesuma melanjutkan pendidikannya di bidang Hukum di Universitas Islam Riau (UIR) di Pekanbaru. Awalnya setelah selesai dari SMK ia ingin dan bertekad kuat masuk polisi namun ia tidak lulus seleksi masuk polisi dikarenakan tidak terpenuhinya syarat yang disyaratkan.

“Waktu tamat SMK pernah mendaftar jadi Polisi, tapi gagal sampai 3 periode,” tutur Benni di kediaman orang tuanya di jalan Sultan alimuddin Syah.

Sampai pada akhirnya Ia memilih berkuliah di fakultas hukum Universitas Islam Riau (UIR) di Pekanbaru.

Walaupun sempat tidak menyukai jurusan yang diambil, tapi lama kelamaan Benni mulai menikmati kuliahnya. Ia bahkan dapat menyelesaikan kuliahnya tepat waktu dalam jangka kurang lebih 3.5 tahun saja.

Awal karir menjadi lawyer

Di awal karirnya sebagai pengacara, Setelah dia berhasil mengambil gelar Sarjana Hukum di UIR dia mencoba mengadu nasib di Jakarta, tanpa ada karib kerabat bahkan sanak saudara tepatnya bulan November 2013.

“Waktu nyampe di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, saya langsung menuju ke Terminal Rambutan Jakarta Timur, waktu itu tas yang saya bawa pernah mau di ambil preman, Untuk mempertahankan milik saya, saya berantem di terminal, ternyata memang keras hidup di Jakarta,” ungkapnya.

Dia melanjutkan menceritakan perjalanannya, di hari pertama sampai di Jakarta Benni mencari lokasi sekolah pendidikan khusus profesi advokat di OC Kaligis, saat itu hanya kantor OC Kaligis yang Benni tahu, ketika sudah sampai di lokasi, security mengatakan sekolah PKPA di OC Kaligis tidak buka pendaftaran untuk tahun 2013 dan 2014.

“Maaf mas, sekolahnya tutup untuk tahun 2013 dan 2014 tidak dibuka,” kata security kepada Benni saat itu.
Hal hal pahit yang di hadapi Benni pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta, dia pernah beristirahat di Cempaka mas tepatnya di bawah halte busway.

“Dikarenakan sekolah profesi pengacara di tempat pak OC kaligis tidak buka, saya mencari tempat beristirahat di cempaka mas di bawah halte busway, says tidur di pinggir jalan waktu itu, dan hari kedua saya tidur di musholla di daerah sunter,” lanjut Benni.

Ada rasa bimbang saat itu, karena tempat OC Kaligis tidak buka pendaftaran saat itu dan dia tidak tau lagi mau sekolah pengacara mana lagi karena saat itu dia mengakui tidak tau tempat sekolah pengacara selain tempat itu.

Di tengah perjalanannya, dia mulai menyadari tujuan nya hidup di Jakarta, saat itulah dia membuat lamaran pekerjaan di setiap perusahaan yang ada di Jakarta.

Tidak ada kesuksesan yang diraih tanpa kerja keras, Tidak mudah untuk mendapat pekerjaan di sana, akhirnya dia di terima pekerjaan di salah satu badan keuangan selama 2 tahun Bagian Logistik sebagai Administrasi di Kanwil BRI Jakarta 1.

Selama dia bekerja, dia membagi waktu untuk melanjutkan sekolah pendidikan profesi advokat di Jakarta Selatan.

“Dari senin sampai jumat, pagi sampai sore saya kerja di Perbankan, dan malamnya dari jam 7 sampai jam 11 malam saya sekolah pendidikan khusus advokat selama 3 bulan, dan sabtu minggu saya sekolah S2, sehingga waktu saya fokus ke arah kerja dan menyempatkan magang juga di salah satu kantor pengacara senior serta sekolah saja rutinitas, sehingga waktu untuk kegiatan yang lain tidak terjalani,” imbuhnya.

Setelah sekolah profesi advokat selesai dan magang juga telah selesai selama waktu yang di persyaratkan serta telah di lantik juga di pengadilan tinggi Jakarta, Benni mengundurkan diri dari dunia perbankan dan terjun ke dunia pengacara.

Kata Benni, semua yang ia hasilkan sampai sekarang karena doa dan restu serta didikan orang tua yang keras yang selalu mendidiknya menjadi yang terbaik dimanapun dia berada. Mengajarkan untuk selalu bekerja keras dalam segala hal, dan mengajarkan untuk rendah hati dan menolong orang yang kesulitan.

Saat ini Benni sering menangani kasus rakyat kecil yang mendapat ketidakadilan hukum. Ia berprinsip untuk menolong orang kurang mampu yang sering diperlakukan tidak adil dalam hukum, karena untuk menjadi orang bermanfaat untuk orang lain itu jauh lebih penting, sebab ilmu yang benni peroleh harus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak.

Dia tumbuh menjadi seorang anak, seorang laki-laki, dan seorang Suami dari Ade Putri Wulan Wijaya yang penuh dengan teladan dan inspirasi masyarakat. Semangat, kerja keras, dan sikap dermawan yang ia miliki, membuatnya menjadi dikenal luas.

Dan saat ini Benni telah mempunyai kantor advokat sendiri yang di namakan Benni Wijaya & Partner yang berlokasi di Arcade Business center 6th floor unit 6-03 jl. pantai indah utara 2, kav. C1, PIK, Jakarta Utara.

Kantor hukum tersebut sudah benni dirikan dari tahun 2020 ketika pengalaman dan pengetahuannya sudah ia dapatkan.

Pewarta: Ricky Zulvia Putra